Header Ads

Mengapa Wadai Untuk Kalah Pamor dengan Donat?

KUE untuk-untuk adalah kue yang sangat populer di Kalimantan Selatan. Orang Banjar biasa menyebut kue dengan sebutan wadai. Wadai untuk-untuk yang mirip dengan bakpao goreng ini memang sangat pas untuk menemani minum kopi di pagi maupun sore hari.

Entah sejak zaman apa kue ini sudah menjadi kue kesukaan urang Banjar, yang jelas di mana-mana kue ini bisa didapatkan di Kalimantan Selatan. Terutama di warung-warung pinggir jalan. Rasanya yang manis dan kadang juga ditambahkan isian kelapa gula merah maupung kacang hijau, jelas menggugah selera jika disajikan selagi hangat.

foto: yuliana menjoi/cookpad

Namun tulisan ini tidak sedang membicarakan hal itu, yang penulis heran adalah, mengapa kue seenak ini sampai sekarang pamornya masih kalah dengan kue-kue impor semacam donat, atau roti bakar. Apa emang gak mau naik kelas atau gimana ya?

Di satu sisi emang wajar sih, karena sejak dari sononya kue untuk jelas sudah emang kayak begitu. Tapi kalau dipikir-pikir wadai untuk ini bisa juga dimodifikasi loh, agar lebih menarik dan bisa bersaing dengan kue-kue dari luar yang tampaknya lebih elite itu.

Misalnya saja dari segi isian, kenapa sampai sekarang jarang ada wadai untuk dengan isian yang antimainstream untuk menyasar pembeli kalangan atas. Misalnya saja wadai untuk isi keju manis mozarella, atau isi vanilla misalnya. Lalu dilakukan branding ulang.

Dari segi bentuk, secara garis besar bentuknya memang harus dipertahankan, namun bisa juga dibuat variasi dengan bentuk kotak, atau bentuk hati, mungkin akan lebih menarik. Selain itu juga akan menambah nilai jual.

Sampai saat ini, meski kue ini begitu populer di Kalimantan Selatan, namun tak ada yang benar-benar niat untuk mengemas ulang, membuat variasi sehingga bisa menjadi kue papan atas dan barangkali bisa menjadi terkenal di luar negeri. Mengapa harus donat saja yang bisa menyebar ke berbagai belahan dunia? Toh rasa wadai untuk tak kalah enak kok.

No comments

close
pop up banner